Mencari akhir sebuah penelitian?

Oleh: Selvi Ermawati, S.Kep

Setiap tahunnya, ratusan penelitian dihasilkan oleh ratusan perguruan tinggi di Indonesia. Mulai dari penelitian yang bersifat tugas kuliah, tugas akhir, skripsi, tesis hingga disertasi atau penelitian-penelitian yang diperlombakan. Pertanyaannya adalah, kemana akhir dari sebuah penelitian?

Fenomena di perguruan tinggi yang sering muncul adalah, hasil penelitian yang dilakukan hanya berhenti pada prototype atau berakhir di perlombaan saja. Hal ini dikarenakan penelitian yang dilakukan hanya menekankan sisi ilmiah saja namun kurang memperhatikan sisi marketisasinya apakah bermanfaat untuk masyarakat atau tidak. Kunci utama dari implementasi hasil penelitian di masyarakat adalah sisi ilmiah yang tidak selalu ditekankan terlalu tinggi, yang terpenting adalah bisa diterapkan di masyarakat. Inilah yang disebut sebagai IPTEK yang merakyat.

Untuk mengimplementasikan hasil-hasil penelitian di masyarakat, maka komersialisasi hasil penelitian harus sesuai dengan keterbutuhan pasar. Dan tentunya tidak semua hasil dapat diimplementasikan dengan utuh karena beberapa kendala yang tidak bisa dihindari. Misalnya, biaya pembuatan dan pengolahan yang tinggi yang tidak bisa terjangkau oleh masyarakat. Oleh karenanya perlu adanya prototype, baru setelahnya dilakukan market charter atau lobby pasar untuk mengetahui sebuah produk layak untuk dipasarkan atau tidak. Disisi lain, pembiayaan juga perlu mendapatkan perhatian yang khusus.

Penelitian sebagai wujud dari pengembangan ilmu pengetahuan tentunya tidak bisa lepas dari teknologi. Begitu pula dengan teknologi, keberadaannya tidak bisa lepas dari pengembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian-penelitian. Teknologi tidak selalu menghasilkan sesuatu yang baru. Teknologi memiliki dua sifat yaitu invensi dan inovasi. Invensi yang bermakna menghasilkan temuan-temuan baru, sedangkan inovasi adalah upaya memperbaiki yang sudah ada atau mengembangkan agar lebih bernilai guna karena nilai tambah yang dihasilkan, jika dalam bahasa bisnis dikenal dengan sebutan ATM, Amati Tiru dan Modifikasi.

Di beberapa kawasan Asia dan jepang maupun Taiwan, perkonomian rakyat berkembang sehat dan terkait erat dengan sistem perekonomian secara nasional. Secara kelembagaan, perekonomian rakyat tersebut diwakili oleh usaha-usaha kecil yang ditumbuhkan dengan kekuatan ekonomi yang berbasis pengetahuan dan teknologi (technology and knowledge based economy, TKBE) sehingga memiliki daya saing yang kokoh.  Usaha kecil seperti itulah yang perlu ditumbuhkembangkan di setiap daerah di seluruh Indonesia secara serentak. UMKM tidak harus berkonotasi ekonomi kumuh, terisolasi dan terbelakang, tetapi dapat berupa ekonomi yang modern dan menguasai teknologi, meskipun skalanya kecil dengan berlatar belakang budaya, kearifan dan pemanfaatan potensi lokal.

Sebagai contoh adalah pengembangan makanan “patilo” yang dikembangkan oleh peneliti di BPPT LIPI Jogjakarta di daerah Gunung Kidul. Bahan baku berupa ketela pohon merupakan salah satu potensi lokal hasil pertanian di daerah ini. Keberhasilan yang diperoleh  oleh para peneliti adalah dengan menghilangkan rasa asam dan sensasi lengket ketika di makan, hal ini tentunya dilakukan melalui proses penelitian. Hasil inovasi teknologi pangan ini telah berhasil melahirkan UKM yang telah mampu memasarkan makanan berbahan dasar ketela tersebut. Sekali lagi ilmu pengetahuan dan teknologi yang berperan sehingga mampu menambah nilai ekonomis suatu produk serta meningkatkan kemandirian masyarakat yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan melalui pemberdayaan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

Teknologi sering disalah-persepsikan seolah hanya  untuk kepentingan industri besar yang canggih saja.  Padahal untuk negeri kita juga diperlukan teknologi yang dapat memberdayakan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.  Misalnya telekomunikasi murah untuk desa terpencil, bibit unggul, teknologi air bersih, hidroenergi dan rumah sederhana tahan gempa.  Sebagai contoh adalah upaya Saudari Tri Mumpuni yang telah berhasil merintis pembangunan energi mikro-hidro di desa-desa, dan telah mendapatkan pengakuan internasional.

Pengetahuan merupakan basis baru bagi kesejahteraan suatu bangsa, yang terbentuknya akan ditentukan oleh cara bangsa atau masyarakat itu mampu mewujudkan pengetahuan sebagai landasan sistem perekonomian dan perindustriannya. Suatu masyarakat berbasis pengetahuan terbentuk paling sedikit oleh lima elemen dasar (Lester C. Thurow, 1999), yaitu penataan masyarakat, kewiraswastaan (entrepreneur), pembentukan pengetahuan, keterampilan, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup. Masyarakat kita perlu menyadari bahwa peran iptek dalam pembangunan akan membawa dampak yang signifikan pada peningkatan produktivitas total suatu bangsa yang pada gilirannya akan mampu menumbuhkan inovasi untuk meningkatkan daya saing bangsa pada persaingan global.

Hal inilah yang berusaha dibangun oleh kumpulan mahasiswa yang tergabung dalam komunitas bernama Research and Business (R’nB) Universitas Diponegoro. Keanggotaannya yang terdiri dari lintas fakultas sengaja dikumpulkan karena adanya sebuah pemahaman bahwa pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penelitian perlu melibatkan lintas bidang keilmuan. Sebagai contohnya adalah hasil penelitian pemanfaatan sabut kelapa dengan campuran latex yang berhasil dikembangkan dengan nama chocolatex. Inovasi yang telah dilakukan oleh tim dari R’nB ini berhasil lolos hibah pendanaan pada Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) DIKTI tahun 2009.

Inovasi selanjutnya yang terus dikembangkan adalah pemanfaatan chocolatex sebagai bahan pembuatan kasur anti dekubitus (dekubitus: luka pada area tubuh tertentu, sering terjadi pada area tubuh yang terdapat tonjolan tulang,  yang disebabkan oleh proses perawatan dan tirah baring yang lama tanpa mobilisasi sehingga menimbulkan tekanan dan luka pada kulit, otot bahkan bisa sampai tulang. Kondisi ini diperberat dengan alas tidur yang kurang elastis dan sedikit sirkulasi udara). Inovasi ini tentunya melibatkan berbagai bidang keilmuan, meliputi Teknik Kimia, Fisika, Ilmu Keperawatan, hingga ekonomi untuk mengetahui strategi penjualan dan cash flow keuangan jika produk ini dipasarkan.

Upaya lain yang telah dilakukan oleh pengurus R’nB adalah dengan pemanfaatan sampah di wilayah Jangli, Semarang. Produk yang akan dihasilkan adalah garbage shop, berupa toko penjualan barang-barang berbahan dasar sampah yang telah dimodifikasi. Proses pembuatan hingga penjualan melibatkan masyarakat setempat. Harapannya selain sebagai upaya penyelamatan lingkungan sekaligus mampu meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat melalui kemandirian ekonomi dengan pemanfaatan apa yang ada disekitar tempat tinggal. Ide social technopreneur ini berhasil lolos sebagai finalis dalam Community Development Contest (CDC) dalam ITB Fair bulan Februari 2010 lalu.

Tidak bisa dipungkiri jika penerapan inovasi tersebut memerlukan support system baik dari segi pendanaan maupun managemen. Dengan mengikuti kompetisi-kompetisi dibidang terkait, diharapkan mampu menjawab permasalahan tersebut. Oleh karenanya perlu adanya dukungan dari berbagai pihak, baik universitas, industri maupun pemerintah.

Meskipun inovasi-inovasi tersebut baru sampai tingkat perlombaan, namun ide-ide inovatif itu adalah sebuah maha karya yang nantinya akan menjadi cikal bakal invensi dan inovasi lebih lanjut. Inilah yang disebut sebagai technopreneur, mereka yang mampu mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dimanfaatkan bagi masyarakat dan lebih lanjut mampu dikomersialisasikan sebagai upaya mewujudkan kemandirian finansial. Masyarakat yang mandiri secara financial akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi suatu bangsa. Harapannya, sebuah penelitian tidak berhenti sebagai tumpukan kertas terjilid di perpustakaan. Penelitian yang berhasil adalah yang mampu  diaplikasikan, bermanfaat dan menjawab kebutuhan di masyarakat serta mampu diskala-bisniskan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat.

  • Kalender

    • Maret 2010
      S S R K J S M
      1234567
      891011121314
      15161718192021
      22232425262728
      293031  
  • Cari